Welcoming Back

Hello, After a long journey that has been I through, I came back to the new story. 

Saya tidak tahu harus mulai dari mana, saya akan mencoba mengisi ke blog ini dengan pengalaman yang baru saya lalui beberapa tahun terakhir ini. Saya tahu saya sangat jelek dalam menulis tapi mari kita coba kembali untuk hal yang mungkin bisa membuat saya lebih sibuk lagi dari biasanya. hehe

Mungkin tema atau konsep blog ini lebih ke digital diary mungkin, I will try my best to tell in good way dan mudah dimengerti. 

Okay, setelah beberapa tahun vacum dari dunia penulisan blog ini, saya mulai dari tahun kelulusan saya untuk gelar sarjana di salah satu peguruan tinggi di Makassar, waktu rasanya senang, beban hidup rasanya berkurang, padahal nyatanya in real life emang menunggu, itu yang selalu dikatakan dewan panitia saat yudisium, bahwa mendapatkan gelar bukanlah akhir dari segalanya, tapi baru awal, oh mungkin maksudnya karena harus masuk ke dunia kerja kali yaa.. bergulat dengan para jobseeker di luar sana, mencari tempat yang pas untuk kita mengadu nasib. Ya memang benar, setelah dapat gelar sarjana saya malah bingung dengan ''what should I do?'' waktu itu terbilang saya sangat merasa minim ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah, ya semacam tidak percaya diri dengan diri saya, saya selalu minder menyebutkan lulusan saya apa, takut orang berekspektasi lebih kepada saya, sesungguhnya saya sangat menghindari itu. Sampai akhirnya setelah wisuda tahun pertama saya masih kerja ya, seadanya. Kerja yang bisa dibilang hanya kerja pengisi waktu, Oh iya waktu itu saya lulus tahun 2016, saya lebih banyak menganggur tanpa penghasilan di Rumah saja (Hahaha) tapi mungkin karena saya anak bungsu, kali ya, sometimes I feel there is no anything that have to afraid, karena saya tidak kerja pun, saya masih bisa makan, nongkrong dan tinggal enak di Rumah, saya semacam tidak punya tuntutan pada diri saya sendiri, begitupun orang tua saya. Tapi, saya fikir itu salah, apalagi setelah melalui Quarter life crisis (QLC), saya merasa useless dalam hidup, kerjanya hanya di Rumah, ya sesekali aktif di Komunitas, menyibukkan diri ikut kegiatan kerelawanan dan lain-lain, sampai akhirnya saya merasa saat saya kerja di bidang kerelawanan saya merasa senang, saya merasa bahagia, saya seperti merasa bisa berguna pada sesama, akhirnya saya putuskan untuk aktif dalam dunia komunitas, ikut kegiatan, menambah jejaring, pertemanan yang luas, hampir 3 tahunan saya menjalani kegiatan seperti itu, keluar rumah tiap hari, pulang malam setiap hari yaa hanya untuk nongkrong atau sekedar ikut pertemuan komunitas, ya jujur saya senang menjalani itu, di sela-sela saya aktif berkegiatan, saya mulai mengajar di Sekolah swasta di pinggiran kota, yaa gajinya sih bisa dibilang jauh dari kata cukup untuk seorang guru, saya dibayar Rp. 5000/pertemuan untuk mengajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Rp. 3000/pertemuan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) ya sangat terbilang tidak relateable dengan gaya hidup saya setiap hari, tapi waktu itu saya cukup enjoy menjalaninya, ya balik lagi saya merasa anak bungsu, dan merasa tidak punya beban yang lebih, toh saya tidak kerja pun, saya tetap masih bisa hidup enak. Itulah jebakan zona nyaman
 Nb : Saya lampirkan bonus Foto yudisium saya hahaha


See you in next story 😄

Komentar

Postingan Populer